PRAKATA
Orang Betawi mempunyai beragam aneka masakan lezat. Sayangnya, beberapa di antaranya kini mulai punah. Siapa yang tak suka dengan Soto betawi yang gurih dan manis lezat itu? Siapa pula yang tidak tergoda dengan jajanan khas Betawi tahunan di daerah-daerah cagar budaya Betawi bernama Kerak Telor? Selain dua sajian populer ini, Betawi masih memiliki banyak makanan lezat lainnya. Hanya saja, saat ini semua hidangan khas Betawi bisa kita dapatkan dengan mudah. Beberapa di antaranya bahkan telah punah. Kita perlu prihatin akan begitu banyaknya unsur-unsur kuliner Indonesia yang telah sirna. Kalau bukan kita yang memang suka dan doyan makan serta peduli pada warisan budaya kuliner, lalu siapa lagi yang mau dan mampu melestarikannya?
Menetap di Jakarta, bekerja di Jakarta, ataupun sekadar mampir ke Jakarta, akan terasa keterlaluan bila tak mencicipi menu khas Betawi. Ada Nasi Uduk, Lontong Sayur, ataupun Ketoprak bertebaran di Ibu Kota ini. Jakarta, sejak jaman dulu, memang telah menjadi melting pot, tempat bercampuraduknya berbagai anasir budaya, bahkan bisa di bilang salad bowl aneka budaya dari Belanda, Portugis, Tionghoa, Arab, India, Jawa, Melayu, Betawi Asli -- yang semuanya dicampur menjadi satu adonan dan tampilnya unik khas Betawi, sama persis dengan tampilan beragam makanannya.
Semakin berkembangnya kota Jakarta dari tahun ke tahun membuat masyarakat Betawi asli yang dulunya memiliki tanah-tanah yang luas di tengah-tengah kota makin tersisih. Tanah-tanah yang dahulunya merupakan lahan-lahan perkebunan buah-buahan dan pertanian kini berubah menjadi komplek gedung-gedung pencakar langit, ditambah lajunya urbanisasi memaksa mereka pindah ke daerah tepian kota Jakarta. Meskipun terdesak, hasrat melestarikan budaya nenek moyangnya tidaklah luntur. Daerah-daerah ayng masih banyak bermukimnya warga Betawi asli yaitu, Tangerang, Bekasi, Kelompok Kecil di tengah kota seperti di Kebon Jeruk, Kebon Kacang, Ciputat, Tenabang, Kebayoran Lama dan Kampung Melayu. Sisanya tersebar di lima wilayah Jakarta.
BETAWI SELAYANG PANDANG
Betawi adalah cikal bakal munculnya kota metropolitan Jakarta. Betawi juga menjadi sebutan bagi penduduk asli Kota Jakarta dengan budaya dan sejarahnya yang dinamis. Sejarah Betawi tak lepas dari pengaruh budaya China dan Belanda yang pernah mendominasi kota Batavia beberapa abad lalu.
Di tahun 1740 orang-orang China merantau di kota Batavia memberontak kepada pemerintahan Belanda. Namun para pemberontak ditumpas oleh Kompeni dan tidak lagi diperbolehkan tinggal di dalam tembok kota. Percampuran dan pembauran etnis serta budaya asli Betawi dengan kaum pendatang pun berlanjut. Pusat pemerintahan Belanda dipindahkan dari wilayah utara Batavia ke wilayah baru di sebelah selatan tepatnya di kawasan Medan Merdeka. Perumahan-perumahan mewah pun dibangun di antaranya rumah Gubernur Jenderal Belanda yang sekarang menjadi Istana Negara. Pelabuhan baru pun didirikan di Tanjung Priok, karena Sunda Kelapa sudah tidak sanggup lagi menampung banyaknya kapal-kapal yang datang berlabuh.
Pada awal abad ke 20 Batavia berkembang menjadi sebuah kota besar dengan penduduk lebih kurang 116.000 jiwa. Mei 1942 pada awal perang dunia ke-2, pasukan Jepang mendarat di Pulau Jawa dan menduduki Batavia, dan nama Batavia diganti menjadi Jakarta. Nama yang terus dipakai hingga sekarang ini.
Perkembangan kota Jakarta sebagai kota metropolitan dan ibukota negara ini semakin pesat di masa pemerintahan Orde Baru. Mayoritas penduduk asli Betawi yang menetap di tengah kota mulai menjual tanahnya dab pindah ke pinggiran Jakarta seperti Kebayoran, Condet dan Jagakarsa. Untuk melestarikan budaya Betawi dari kepunahan, di tahun 1970-an pemerintah menetapkan Condet sebagai kawasan cagar budaya Betawi.
Kuliner Betawi yang Nyaris Punah
Perjalanan sejarah Betawi tentu saja mempengaruhi budaya dan pola kehidupan masyarakat Betawi. Salah satunya terlihat dari keragaman kulinernya. Pengaruh tradisi China misalnya tampak dari beberapa jenis makanan Betawi. Contohnya penggunaan bahan dasar tahu dan masakan berbahan ikan seperti ikan Cing Cuan. Yang terakhir ini adalah sajian dari ikan ekor kuning atau ikan pisang-pisang yang diberi bumbu tauco.
Selain China, masakan Betawi juga dipengaruhi oleh budaya Arab dan Eropa. Jika Anda menyantap Nasi Kebuli atau Gule itu adalah sajian khas Betawi yang kuat dipengaruhi budaya Arab. Sementara sentuhan budaya Eropa, terasa pada sajian khas Betawi seperti Semur Jengkol atau Lapis Legit. Semur (bisa juga Gabus Pucung) dan Lapis Legit sangat dipengaruhi oleh Steak dan Cake dari Eropa.
Masyarakat Betawi memiliki banyak makanan lezat. Sayang beberapa di antaranya kian punah. Siapa tak suka dengan Soto Betawi yang gurih dan manis itu. Atau kudapan bercita rasa khas seperti Kerak Telor. Selain dua sajian ini, Betawi masih punya banyak makanan lezat lainnya. Hanya saja sekarang ini tak semua hidangan khas Betawi dapat dijumpai dengan mudah di jakarta. beberapa di antaranya sudah bisa dikatakan telah punah.
Ciri khas hidangan betawi adalah citarasa gurih dan sedap. Masakan Betawi yang masih bertahan dan bisa dinikmati masyarakat bisa dihitung dengan jari. Beberapa di antaranya cukup populer yaitu Soto Betawi, Kerak Telor, Nasi Uduk dan Nasi Ulam. Bahkan tak sedikit orang yang bukan asli Betawi menjual sajian asli khas Betawi ini.
Contoh masakan langka namun paling khas dan unik yang dimiliki masyarakat Betawi adalah Ketupat Babanci. Sesuai dengan namanya, Ketupat Babanci adalah masakan dengan unsur utama ketupat yang disantap dengan kuah santan berisi daging sapi dan diberi aneka bumbu seperti kemiri, bawang merah, bawang putih, cabai dan rempah-rempah. Salah satu rempah-rempah yang sudah tak dapat lagi dijumpai di daerah Jakarta adalah buah Jali-jali. Kini tumbuhan buah Jali-jali hanya bisa dijumpai budidaya tumbuhannya di negeri Belanda. Dulu ketika Jakarta masih memiliki banyak semak belukar, tumbuhan Jali-jali tumbuh bebas di rerumputan tanah lapang. Seiring dengan hilangnya lahan luas dan rerumputan liar, maka hilang pula lah tumbuhan buah Jali-jali yang menjadi bahan dasar rempah bumbu Ketupat Babanci.
Sajian khas Betawi di hari-hari istimewa seperti Lebaran dan syukuran kini menjadi menu tradisional yang dinanti. Sajian yang paling umum hadir di meja makan masyarakat Betawi saat Lebaran adalah Ketupat Sayur, Sambal Godok dan Semur. Orang Betawi zaman dahulu bila mengadakan syukuran, tahlilan, maulid dan sejenisnya, selalu menyajikan Nasi Berkat. Dibungkus daun jati atau teratai, Nasi Berkat dilengkapi dengan Semur, Pesmol Bandeng, Gulai Buncis, Serundeng dan Perkedel. Tapi kini Nasi Berkat telah mulai dilupakan dan hilang dari tradisi Betawi.
Orang Betawi punya menu spesial untuk sarapan yakni Pindang Bandeng. Karena disantap waktu sarapan, orang Betawi sengaja memasak bandeng saat sore hari. Begitu pagi hari, Pindang Bandeng langsung dihangatkan dan dinikmati dengan sisa nasi semalam. Menu sarapan lain adalah Nasi Ulam. Namun yang banyak dijajakan sekarang ini dengan Semur Tahu dan Telur, bukanlah Nasi Ulam asli Betawi. Karena, Nasi Ulam asli Betawi disajikan dengan bumbu sambal terasi dan bumbu urap.
Selain Pindang Bandeng, orang Betawi memiliki sajian berbahan ikan lainnya. Sebut saja misalnya Pecak Lele, Gurame dan Ikan Emas. Ada pula sayur Gabus Pucung (kluwek, kluak) dengan ikan gabus yang diolah dengan bumbu kluwak (black nut = kacang hitam). Sayangnya jarang Betawi yang mengolah masakan ini, disamping sulitnya ternak ikan gabus kanibal bila diternak (ikan gabus cenderung memangsa anak-anaknya sendiri), namun begitu masih ada beberapa warung makanan khas masakan Betawi yang menyajikan masakan ikan liar gabus ini. Sajian paling unik dari ikan adalah Pepes Ikan Belanak. Dan seperti halnya Gabus Pucung, Pepes Ikan Belanak juga sudah langka.
Bagi Anda yang ingin merasakan wisata kuliner asli khas Betawi, cobalah mencarinya dengan berkeliling Jakarta, Depok, Tangerang dan Bekasi. Dan ternyata tidaklah perlu jauh-jauh mencari masakan unik khas Betawi di wilayah sekitar Jakarta.
KAMUS KULINER BETAWI
Nasi Uduk
Masakan Betawi yang paling populer ini masih mudah ditemui di hampir semua pelosok di lima wilayah Jakarta. terbuat dari beras putih yang dimasak dengan santan kelapa, serta dibumbui garam, daun serai, daun salam dan daun jeruk. Rasanya sangat gurih dan nikmat, terutama bila disantap saat masih hangat mengepul. Biasanya nasi uduk ditemani lauk pauk seperti ayam goreng, tahu goreng, telur dadar yang diiris-iris, abon dan tempe kering yang dipotong-potong tipis dimasak manis. Nasi Uduk juga disajikan dengan bawang goreng, emping goreng (beberapa tempat diganti dengan kerupuk kecil warna-warni), timun dan tentunya sambel kacang.
Nasi Ulam
Bedanya dengan Nasi Uduk, Nasi Ulam dibuat dari nasi biasa, tidak dimasak dengan santan. Ciri khasnya adanya taburan serundeng kelapa di atas nasi putih. Kemudian juga tambahannya seperti tempe goreng, tempe goreng tepung, dadar telur, sedikit taoge, ketimun iris dan daun semanggi. Tidak lupa juga kerupuk, emping serta bawang goreng. Nasi Ulam adalah bukti hadirnya pengaruh dari berbagai budaya kuliner yang pernah singgah ke Jakarta.
Dendeng dan Bihun Goreng merupakan pengaruh budaya Tionghoa. Perkedel merupakan "sumbangan" Belanda. Semur mempunyai kemiripan dengan Calderada dari Portugis, atau juga mirip dengan kebanyakan hidangan Belanda yang dimasak secara braising (merebus). Tempe goreng dan rempeyek kacang adalah budaya Jawa. Nasi Ulam selalu disajikan dalam acara hajatan di daaerah Kampung Melayu, Bali Mester (sekarang Jatinegara) dan sekitarnya.
Pindang Bandeng
Biasanya disantap dengan menu sarapan orang Betawi, seperti halnya Nasi Uduk. Kuah pada Pindang Bandeng hapir enyerupai Semur, tapi bedanya ada tambahan belimbing wuluh di dalamnya. Rasanya sangat lezat dan segar apalagi bila dimakan dengan nasi putih.
Gurame Pecak dan Gabus Pucung
Gurame Pecak adalah sajian ikan berkuah. Kuah pecak tampilannya mirip kuah bumbu rujak, berwarna kekuning-kuningan dengan santan pekat. Kuah santan itu dimasak dengan bumbu kuning, kemiri, kacang tanah, bawang merah dan bawang putih, kencur serta garam. Sedangkan Gabus Pucung yang juga hidangan ikan berkuah, memiliki kuah berwarna kehitaman karena bahan utamanya adalah pucung atau orang Jawa mengenalnya sebagai kluwak. Tampilan kuah pucung mirip dengan rawon dari Jawa Timur. Sedangkan bumbu-bumbunya adalah cabai, bawang merah, bawang putih, kencur, jahe dan kunyit.
Ketupat Babanci dan Ketupat Sayur
Masakan khas Betawi ini sudah sangat langka dan sudah tidak ada lagi yang menjual. Seperti namanya maka unsur utama sajiannya adalah ketupat. Ketupat ini disantap dengan kuah santan berisi daging sapi dan diberi aneka bumbu rempah seperti kemiri, bawang merah, bawang putih, cabai, dan buah jali-jali (tumbuhan ini sudah punah dari tanah Jakarta). Selain Ketupat Babanci, sajian ketupat lainnya yang dikenal oleh orang Betawi adalah Ketupat Sayur.
Ketupat sayur adalah ketupat yang disajikan dengan sayur labuh (atau pepaya muda yang diris halus) dengan santan yang dimasak dengan bumbu kemiri, kunyit, bawang merah, bawang putih serta potongan ebi (udang kering) dan biasanya dihiasi dengan sambel goreng. Biasanya juga dinikmati dengan potongan ayam sayur dan juga ditambahi dengan kerupuk kecil warna-warni atau emping.
Soto Tangkar, Sop Buntut dan Sop Kaki Sapi
Soto Tangkar adalah soto berkuah santan yang berisi tangkar (potongan daging tulang iga), sedangkan Sop Buntut adalah masakan sop dari tulang buntut sapi dan Sop Kaki Sapi juga masakan sop dari tulang kaki sapi. Sejarah lahirnya soto dan sop ini berawal pada saat penjajahan Belanda. Pada masa itu, masyarakat Betawi hanya mampu membeli tangkar, buntut dan kaki sapi yang hanya berdaging sedikit untuk kemudian diolah menjadi sajian yang enak. Tapi sekarang Soto Tangkar dapat ditambahkan dengan daging dan beragam jeroan sapi sesuai selera. Walaupun kuahnya menggunakan santan, Soto Tangkar tidaklah termasuk kategori "berat". Lain halnya Sop Buntut dan Sop Kaki Sapi yang dimasak tanpa santan sehingga lebih bening namun lebih berkaldu sapi. Ketiga sajian ini sangat dipengaruhi dengan budaya Belanda.
Soto Betawi
Soto Betawi juga diisi dengan jeroan, bahkan organ-organ lain seperti mata sapi, torpedo termasuk hati. Seperti halnya Soto Tangkar kuahnya adalah santan, namun banyak juga penjual Soto Betawi yang menggunakan susu sebagai kuah kentalnya.
Bubur Ase
Seperti halnya Ketupat Babanci, Bubur Ase sebagai makanan khas Betawi sudah sangat jarang dijumpai penjualnya. Istilah "Ase" sendiri artinya adalah kuah semur yang encer. Bubur Ase adalah bubur nasi yang disantap dengan kuah semur, tetelan, potongan tahu dan kentang. Kemudian ada tambahan potongan ketimun, lobak, lokio, sawi asin, taoge dan sedikit cuka. Sebagai pelengkap ditaburi kacang tanah goreng, emping dan kerupuk, serta sambal cabai rawit merah diulek.
Gado-Gado dan Ketoprak
Apa bedanya Gado-gado dengan Ketoprak? Bedanya di dalam Ketoprak tidak ada sayur-sayuran seperti dalam Gado-gado. Ketoprak hanya terdiri dari lontong atau ketupat, taoge, bihun basah, ketupat potongan tahu goreng, yang disiram dengan bumbu kacang. Bumbu kacang pada Ketoprak lebih banyak menggunakan bawang putih sehingga wanginya lebih menyengat. Selain itu Ketoprak ditambahi kecap manis dan tentunya kerupuk. Ketoprak juga biasanya dijajakan berkeliling dengan gerobak dorong. Dengan harga murah makanan berisi lontong atau ketupat, tahu, taoge, bihun, kerupuk dan bumbu kacang ini menjadi santapan andalan masyarakat Jakarta seperti halnya Bakso.
(tulisan bersambung....)
Sidik Rizal
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Gule Kepala Ikan Tjimande
Label
American Cuisine
Andrea Hirata
Aneka Bebek
Aneka Es
Aneka Juice
Aneka Jus
Aneka Sambal
Aneka Sambel
Aneka Snack
Aneka Soto
Angkringan
Appetizer
Asian
Asinan
Ayam Bakar
Ayam Bakar Madu
Ayam Bakar Tusuk
Ayam Goreng
Ayam Goreng Tulang Lunak
Ayam Kremes
Ayam Penyet
Bakery
Bakmi
Bakso
Bakso Daging Sapi
Bakso Gepeng
Bakso Gondrong
Bakso Granat
Bakso Lontong
Bakso Lontong Kari
Bakso Malang
Bakso Sapi
Bakso. Khas Malang
Baso
Bebek Bakar
Bebek Bakar Madu
Bebek Goreng
Bebek Goreng Surabaya
Bebek Penyet
Bebek Presto
Beef Kebab
Beef Steak
Beriani
Bihun Ayam
Bika ambon Medan
Bolognese
Bom Sepeda
Briani
Brownies
Bubur Ayam
Burger
Burung Puyuh Goreng
Cafe
Cafetaria
Cake
Cangkru'an
Carbonara
Catering
Ceker Ayam
Cemilan
Chef
Chicken
Chicken Kebab
Chicken Steak
Chinese
Chocolate
Chocolate Cake
Chuross
Coffee Shop
Crepes
Dapur
Dawet Ayu
Dimsum
Dodol
Dodol Buah
Dodol Nanas
Donat
Eropa
Es Cendol
Es Kacang Merah
Es Lohan
Es Pocong
Es Pulo Hantu
Es Sarang Kuntilanak
Es Sarkun
Fadel Muhammad
Family Karaoke
Family Resto
Fettucini
Food Court
Gabus Pucung
Gado-Gado
Grilled
Gudeg
Gule
Gule Kambing
Halal
Hotdog
Hotplate
Ibu Negara
Iga Penyet
Iga Sapi
Ikan
Ikan AIr Tawar
Ikan Bakar
Ikan Laut
Indomie Rebus
Indonesian Cuisine
Internasional. Khas Jepang
International
Juice
Jus Sehat
Kangkung
Karaoke Resto
Kari
Kari Kambing
Kebab
Kedai Pizza
Kementrian Kelautan dan Perikanan
Kepiting Lemburi
Kepiting Soka
Kerupuk
Ketoprak
Khas Aceh
Khas Bali
Khas Bandung
Khas Bangka
Khas Banyuwangi
Khas Bekasi
Khas Belanda
Khas Belitung
Khas Betawi
Khas Bogor
Khas Boyolali
Khas Brazil
Khas Itali
Khas Jawa Tengah
Khas Jawa Timur
Khas Jimbaran
Khas Jogja
Khas Kalasan
Khas Kalimantan
Khas kalimantan Timur
Khas Madura
Khas Makassar
Khas Malang
Khas Maluku
Khas Melayu
Khas Melayu Medan
Khas Mexico
Khas Minang
Khas Minangkabau
Khas Nusantara
Khas Palembang
Khas Pasundan
Khas Pemalang
Khas Riau
Khas Solo
Khas Sumatera
Khas Sunda
Khas Surabaya
Khas Timur Tengah
Khas Tradisional
Khas Wonogiri
Kompas
Kopi
Kopi Luwak
Kopi Telor
Kuliner Populer
Kupat Tahu
Kwetiaw Ayam
Lele Bakar
Lesehan
Liputan Media
Lobby
Lontong
Lontong Kari
Lontong Medan
Lounge
Martabak
Martabak Kubang
Martabak Manis
Martabak Spesial
Martabak Telor
Masakan Indonesia
Masakan Nusantara
Menu Unggulan.
Mie
Mie Aceh
Mie Ayam
Mie Ayam Bakso
Mie Ayam Bangka
Mie Ayam Pangsit
Mie Belitong
Mie Jogja
Mie Keling
Mie Seafood
Mie Udang
Mini Lounge
Minuman
Miso
Nachos
Nasi Bebek
Nasi Beriyani
Nasi Goreng
Nasi Goreng Padang
Nasi Kebuli
Nasi Kemang
Nasi Kuah Ayam
Nasi Kuah Kambing
Nasi Liwet
Nasi Pecel
Nasi Rames
Nasi Timbel
Nasi Uduk
Office
Oleh-oleh
Oriental
Original Pizza
Pakar Kuliner
Papeda
Pasta
Pastel
Pastry
Patin Bakar
Pecel
Pecel Lele
Pecel Lele Lela
Pecel Madiun
Pedas
Pemancingan
Pempek Palembang
Pisang Bakar
Pizza
Pizza Asli Itali
Pizza Buatan Rumahan Itali
Pizza Murah
Pizza Orisinal
Pool
Pujasera
Raja Hiu
Rangga Umara
Rawon
Rendezvous
Resep Asli Pizza Itali
RESTO
Resto Karaoke
Resto Keluarga
Restoran
Ribs
Roti
Roti Bakar
Roti Cane
Roti Maryam
Rujak Cingur
Sambel Ijo
Sambel Korek
Sambel Panyet
Sambel Pencit
Sambel Petir
Sambel Terasi
Sang Pemimpi
Sate
Sate Afrika
Sate Ayam
Sate Balibul
Sate Batibul
Sate Blora
Sate Domba
Sate Kambing
Sate Kambing Madu
Sate Kambing Muda
Sate Kiloan
Sate Padang
Sate Sapi
Sate Tegal
Saung
Saung Sunda
Seafood
Serabi
Shahrazad
Shahrazad Indonesia
Shisha
Siomay
Sirloin Steak
Snack
Somay
Sop
Sop Buah
Sop Buntut
Sop Ceker
Sop Iga
Sop Ikan
Sop Kaki Kambing
Sop Kambing
Sop Kimlo
Sop Konro
Sop Padang
Soto
Soto Ayam
Soto Banjar
Soto Batok
Soto Belut
Soto Betawi
Soto Dendeng
Soto Kaki Sapi
Soto Kambing
Soto Mie Bogor
Soto Padang
Soto Sapi
Spaghetti
Spesialis Nasi
Sponsor
Steak
Steak Gaul
Tahu Tempe Bacem
Tahu Tempe Penyet
Teh Poci
Teh Poci Tegal
Teh Telor
Tenderloin Steak
Tengkleng
Tongseng
Tradisional
waralaba
Wartakota
Warung
Warung Pizza
Western Cuisine
Zuppa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar