BAKSO GIMBAL
BAK RAMBUT RASTAFARA
Bintara Baru - bukankelanakuliner.com
Semakin unik sebuah jajanan dan tak lupa mendahulukan kelezatan rasa serta murahnya harga, maka semakin ramai tempat itu dikunjungi para pengunjung yang kemudian jadi pelanggan setianya. Padahal baru buka tak lebih dari enam bulan oleh Ibu Yayah bersama suaminya.
Pada mulanya Yayah berniat buka usaha dagang bakso, namun dia tidak tahu sama sekali bagaimana membuat bakso. Kemudian dia mencoba mencari tahu langsung dari pasar bagaimana membuat bakso dimana Yayah tak perlu membeli bakso yang sudah jadi. Karena dia sudah tahu persis bila bakso instan yang sudah jadi di pasaran umumnya tidak begitu enak dan biasanya juga menggunakan zat pengawet.
Yayah ingin sekali membuat bakso seperti yang pernah dia nikmati di satu tempat jajanan bakso kesukaannya. Melihat keramaian tempat jajanan bakso yang disebabkan karena baksonya dibuat sendiri dan tentunya harganya terbilang cukup murah.
Setelah menjumpai pedagang gilingan daging bakso, Yayah bersama suaminya pun mengikuti saran mereka apa yang mesti dibeli untuk membuat butiran bakso. Awalnya Yayah mencoba satu kilogram daging sebagai percobaan. Semua saran si penggiling bakso diturutinya untuk membeli bumbu-bumbu dan tepung sagu aren sebagai bahan pendukung membuat bakso.
Karena ingin bisa dan mahir menggulung bakso sendiri, Yayah pun membaw bahan adonan baksonya pulang. Dia berharap dengan membuat sendiri, nanti mereka akan jadi ahli membuat bakso dengan praktek. Namun bentuk awal bakso buatan tangannya ternyata malah berbentuk unik dan lucu. Saat itu semua orang melihat bakso buatannya berbentuk keriting seperti rambut gimbal. "Mungkin terlalu banyak urat dan campuran daging dan tepung (sagu aren)nya tidak merata serta kalis," ungkap Yayah, sehingga saat dicemplungkan ke dalam kuali air panas bentuknya jadi seperti rambut gimbal.
Biar begitu Yayah, wanita kelahiran Jawa Timur, 30 Oktober 1969 ini tetap memberanikan diri untuk langsung menjajakannya di warung barunya yang berlokasi di jalan raya Bintara Baru, dekat sebuah gedung dealer motor Honda. Teman-temannya dan para pengunjung yang melihat penampilan baksonya mungkin menahan tawa melihat baksonya yang keriting itu, dan kebanyakan dari mereka memberikan komentar serupa, "Wah baksonya kok gimbal (keriting) ya!?"
Meskipun baksonya berbentuk gimbal dan lucu untuk dilihat, ternyata mempunyai rasa yang lumayan dan pas di lidah para pengunjung pertamanya. Tak heran bila mereka pun kembali datang dan jadi pelanggan. Setelah selang beberapa hari buka, pelanggannya mengusulkan untuk memberi nama "Bakso Jamaica" karena bentuk baksonya yang seperti rambut gimbal itu.
Yayah yang bersuamikan orang Bengkulu ini setuju dan mulai membangun merk "Bakso Jamaica" di semua detail warungnya. Warna merah kuning hijau dijadikan sebagai warna identitas warungnya. "Malah tadinya ada beberapa pelanggan yang menyarankan untuk menempelkan atribut-atribut kaum Rastafaria," papar Yayah beralasan karena belum semua saran tersebut direalisikannya. (Asal jangan gambar daun ganjanya dijadikan lambang warung baksonya aja... Hehehehe! Nanti orang bisa salah persepsi, warung ini adalah warung bakso ganja bukan bakso gimbal khas Jamaica).
Salah satu keunikan bakso Jamaica adalah bumbu khasnya yang tidak menggunakan vetsin atau mecin (MSG). "Awalnya ketika kami tidk tahu apa bumbu rahasianya yang bisa membuat kuah baksonya terasa lezat, namun sekarang kami mencoba untuk menguranginya dan menggantinya dengan bumbu rahasia baru yang jauh lebih alami dan juga halal, Mas!" beber Yayah kepada kulinerkuliner.com
Mau mencoba kelezatan daging bakso gimbal khas ala Warung Jamaica ini? Silakan saja Anda kunjungi warungnya. Minta pada bu Yayah menu bakso gimbalnya yang seporsi harganya Rp 10.000,- dan tak usah kuatir, di sana juga tersedia bakso sapi biasa yang berbentuk bulat halus seperti pada umumnya dan dipatok cuma Rp 7.000,- per porsi. Gimana murah kan? Ya udah langsung serbu saja warungnya, mumpung lagi bulan puasa neh!
Untuk pemesanan bisa menghubungi langsung ke no (021)9346.1965 atau 0813.7989.0791. Anda bisa memesan bakso keriting alias gimbal ala ibu Yayah. Order pemesanan untuk acara pesta minimal untuk 250 porsi dengan harga Rp 10.000,- per porsinya. Tertarik untuk memesan?
Bakso belum Keriting |
Yayah ingin sekali membuat bakso seperti yang pernah dia nikmati di satu tempat jajanan bakso kesukaannya. Melihat keramaian tempat jajanan bakso yang disebabkan karena baksonya dibuat sendiri dan tentunya harganya terbilang cukup murah.
Setelah menjumpai pedagang gilingan daging bakso, Yayah bersama suaminya pun mengikuti saran mereka apa yang mesti dibeli untuk membuat butiran bakso. Awalnya Yayah mencoba satu kilogram daging sebagai percobaan. Semua saran si penggiling bakso diturutinya untuk membeli bumbu-bumbu dan tepung sagu aren sebagai bahan pendukung membuat bakso.
Karena ingin bisa dan mahir menggulung bakso sendiri, Yayah pun membaw bahan adonan baksonya pulang. Dia berharap dengan membuat sendiri, nanti mereka akan jadi ahli membuat bakso dengan praktek. Namun bentuk awal bakso buatan tangannya ternyata malah berbentuk unik dan lucu. Saat itu semua orang melihat bakso buatannya berbentuk keriting seperti rambut gimbal. "Mungkin terlalu banyak urat dan campuran daging dan tepung (sagu aren)nya tidak merata serta kalis," ungkap Yayah, sehingga saat dicemplungkan ke dalam kuali air panas bentuknya jadi seperti rambut gimbal.
Biar begitu Yayah, wanita kelahiran Jawa Timur, 30 Oktober 1969 ini tetap memberanikan diri untuk langsung menjajakannya di warung barunya yang berlokasi di jalan raya Bintara Baru, dekat sebuah gedung dealer motor Honda. Teman-temannya dan para pengunjung yang melihat penampilan baksonya mungkin menahan tawa melihat baksonya yang keriting itu, dan kebanyakan dari mereka memberikan komentar serupa, "Wah baksonya kok gimbal (keriting) ya!?"
Meskipun baksonya berbentuk gimbal dan lucu untuk dilihat, ternyata mempunyai rasa yang lumayan dan pas di lidah para pengunjung pertamanya. Tak heran bila mereka pun kembali datang dan jadi pelanggan. Setelah selang beberapa hari buka, pelanggannya mengusulkan untuk memberi nama "Bakso Jamaica" karena bentuk baksonya yang seperti rambut gimbal itu.
Yayah yang bersuamikan orang Bengkulu ini setuju dan mulai membangun merk "Bakso Jamaica" di semua detail warungnya. Warna merah kuning hijau dijadikan sebagai warna identitas warungnya. "Malah tadinya ada beberapa pelanggan yang menyarankan untuk menempelkan atribut-atribut kaum Rastafaria," papar Yayah beralasan karena belum semua saran tersebut direalisikannya. (Asal jangan gambar daun ganjanya dijadikan lambang warung baksonya aja... Hehehehe! Nanti orang bisa salah persepsi, warung ini adalah warung bakso ganja bukan bakso gimbal khas Jamaica).
Salah satu keunikan bakso Jamaica adalah bumbu khasnya yang tidak menggunakan vetsin atau mecin (MSG). "Awalnya ketika kami tidk tahu apa bumbu rahasianya yang bisa membuat kuah baksonya terasa lezat, namun sekarang kami mencoba untuk menguranginya dan menggantinya dengan bumbu rahasia baru yang jauh lebih alami dan juga halal, Mas!" beber Yayah kepada kulinerkuliner.com
Mau mencoba kelezatan daging bakso gimbal khas ala Warung Jamaica ini? Silakan saja Anda kunjungi warungnya. Minta pada bu Yayah menu bakso gimbalnya yang seporsi harganya Rp 10.000,- dan tak usah kuatir, di sana juga tersedia bakso sapi biasa yang berbentuk bulat halus seperti pada umumnya dan dipatok cuma Rp 7.000,- per porsi. Gimana murah kan? Ya udah langsung serbu saja warungnya, mumpung lagi bulan puasa neh!
Untuk pemesanan bisa menghubungi langsung ke no (021)9346.1965 atau 0813.7989.0791. Anda bisa memesan bakso keriting alias gimbal ala ibu Yayah. Order pemesanan untuk acara pesta minimal untuk 250 porsi dengan harga Rp 10.000,- per porsinya. Tertarik untuk memesan?
Sidik Rizal - kelanakuliner.co.cc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar